Templates by BIGtheme NET
Home » Geothermal » Lintas Komunitas dan Pemuda Mukim Kampanyekan Energi Berkelanjutan Di Aceh

Lintas Komunitas dan Pemuda Mukim Kampanyekan Energi Berkelanjutan Di Aceh

Acehinsight.com – Puluhan anak muda yang tergabung dalam lintas komunitas dan pemuda mukim di Aceh Besar mengikuti pelatihan “Energi Berkelanjutan Untuk Pemuda” yang diselenggarakan oleh WWF Indonesia Northern Sumatra Program bersama Aceh Geothermal Forum (AGF), pada 3-4 Maret 2017 di Hotel Sulthan, Banda Aceh.

“Kita bisa gunakan social media (media sosial) kita untuk online campaign (kampanye dalam jaringan), meskipun itu kelihatannya sepele tapi dari kampanye-kampanye kecil di media sosial itu bisa raising awareness (meningkatkan kesadaran) setiap orang,” kata Aulia Fitri, Fouder Komunitas @iloveaceh, pada Sabtu (4/3/2017), di Banda Aceh.

Bicara soal media sosial dengan lingkungan itu banyak kaitannya. WWF dan earth Hour telah berperan aktif sejak beberapa tahun yang lalu untuk mengampanyekan tentang hemat energi dan perubahan iklim.

“Banyak orang yang tidak sadar akan potensi energi berkelanjutan yang ada di Aceh. Padahal, selain tempat wisata, di Aceh juga ada potensi energi geothemal seperti di Seulawah, Aceh Besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita anak muda, untuk mempublikasikan (kampanye) melalui sosial media kepada masyarakat terkait potensi energi berkelanjutan ini,” ujarnya.

Selain hal positif, ternyata penggunaan sosial media juga terdapat hal negatif. Dimana menurut Aulia, penyebaran informasi hoax melalui sosial media juga sangat mudah. Oleh karenanya, jika hendak berkampanye melalui sosial media, kita juga harus berhati-hati.

“Bentuk hoax yang diterima itu terdiri dari tulisan 62,10% Gambar 37,50%, dan video0,40%. Untuk saluran penyebaran berita hoax itu paling banyak terjadi di media sosial mencapai 92.40%,” kata Aulia.

Amatan Acehinsight.com, para peserta yang mengikuti pelatihan ini diantaranya berasal dari pemuda mukim Lamkabeu, Gunong Biram, Krueng Raya, Lamteuba, Tanoh Abee, Seulimum, Lampanah dan pemuda mukim Glee Yeung.

Selain pemuda dari 8 mukim di Aceh Besar, beberapa komunitas dan Unit Kegiatan Mahasiswa juga ikut dalam pelatihan ini diantaranya Earth Hour Aceh, Forum Kolaborasi Komunitas, CIMSA, Duta Wisata Aceh Besar (Duta Rayeuk), KOFAKAHA, Aceh Documentary, I Love Aceh, Agam Inong Blogger, Pramuka dan Duta Lingkungan.

Sementara itu, Konsultan Geothermal WWF Indonesia Northern Sumatra Program, Nanda Mariska mengatakan, acara ini merupakan momentum awal kampanye energi berkelanjutan di kalangan muda menuju masyarakat Aceh yang berbasis pada paradigma energi terbarukan dan konservasi energi.

“Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dan menjadi langkah awal kampanye anak muda yang digelar untuk menyebarkan semangat penggunaan energi berkelanjutan serta hemat energi sedini mungkin,” kata Nanda, Sabtu (04/3).

Menurut Nanda, pengembangan energi panas bumi di Seulawah Agam sangatlah berpotensi untuk Aceh kedepan. Karena daya listrik yang dihasilkan oleh energi Geothermal Seulawah Agam sangatlah besar, sudah saatnya pemerintah Aceh memiliki energi baru yang bisa diperbaharui.

“Pengembangan panas bumi di Seulawah Agam tidak hanya memberikan dampak positif kepada pemerintah, tetapi juga dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat di sekitarnya,” ujar dara kelahiran Aceh Besar, yang juga merupakan Duta Wisata Aceh Besar 2015.

Nanda Mariska mengharapkan kepada semua pihak untuk secepatnya mengembangkan energi Geothermal di Aceh dan khususnya di Seulawah Agam. “Dengan adanya energi Geothermal di Seulawah Agam, maka masyarakat sekitar juga akan berdaya secara ekonomi dan sosial. Meskipun pada akhirnya, menjaga kelestarian ekosistem Seulawah tetap yang paling utama,” tutup Nanda Mariska.

Hal yang sama, juga diungkapkan Communication Officer WWF Indonesia Northern Sumatra Program, Chik Rini, menurutnya anak muda memiliki peran sebagai “pengubah lingkungan”.

“Peran anak muda yang kita lakukan sekarang sebagai climate changers, sebagai perubah lingkungan yang mana kita melihat sekarang ini banyak sekali pencemaran lingkungan itu. Jadi, sudah saatnya melalui media sosial, setiap anak muda dapat menyebarkan seruan untuk menjaga lingkungan,” ujarnya pada pelatihan tersebut.

Dia mengatakan media sosial dapat menjadi sarana perubahan jika digunakan untuk menyampaikan informasi penting bagi kehidupan manusia terutama upaya mengurangi dampak pemanasan global dan kerusakan lingkungan.

Anak muda memiliki peranan penting dalam menghadapi perubahan iklim saat ini, misalnya bekerja secara kolaboratif menyiapkan ide atau pemikiran yang inovatif untuk kampanye isu-isu tentang lingkungan.

“Saya pikir dengan mengikuti ini dengan networking (jaringan) kita bisa berkolaborasi dengan pemuda-pemudi Indonesia dan sedunia. Kalau bukan pemuda siapa lagi. Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi,” tutup Chik Rini. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

ăn dặm kiểu NhậtResponsive WordPress Themenhà cấp 4 nông thônthời trang trẻ emgiày cao gótshop giày nữdownload wordpress pluginsmẫu biệt thự đẹpepichouseáo sơ mi nữhouse beautiful