Templates by BIGtheme NET
Home » Marine » Bagian I: Kajian Stok Udang Windu – Pemenuhan Permintaan Pasar dengan Upaya Perikanan Berkelanjutan

Bagian I: Kajian Stok Udang Windu – Pemenuhan Permintaan Pasar dengan Upaya Perikanan Berkelanjutan

Indukan udang windu milik Ismail © WWF-Indonesia/Rizal

Oleh: Agri Aditya Fisesa – Marine Conservation Asisstant Paloh, Rizal – Marine Conservation Officer for Sumatera

Geliat budi daya udang Windu (Penaeus monodon) atau dikenal dengan sebutan Giant Tiger Shrimp di Indonesia mengalami keterpurukan selama kurang lebih dua dekade terakhir. Pesisir Timur Aceh yang telah lama dikenal sebagai sumber induk andalan bagi tempat pembenihan dihampir seluruh Indonesia merupakan penghasil indukan dengan kualitas terbaik. Namun terjadi penurunan ketersediaan induk udang tersebut sebesar 10-13% pada tahun 2016 berdasarkan data dari Pusat Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan.

Menurut Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2015, udang Windu bersama udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditi ekspor perikanan nomor satu di Indonesia sebesar 196 ton/tahun dengan nilai mencapai 2,14 miliar Dollar Amerika.

Pengecekan indukan udang windu di lokasi pengepul, Ismail. © WWF-Indonesia/Rizal

Walaupun peluang permintaan masih besar, namun ketersediaan indukan yang potensial belum dapat memenuhi permintaan tersebut. Hasil tangkapan di alam mengalami ancaman kelestarian yang mana disebabkan oleh kurang tepatnya jenis dan penggunaan alat tangkap, berkurangnya luasan habitat mangrove, dan menurunnya kualitas perairan pesisir. Sedangkan induk udang Windu dari hasil budidaya juga mengalami kegagalan panen disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kualitas benih, menurunnya kualitas air, dan meningkatnya insidensi (wabah) penyakit seperti virus bintik putih.

Slamet Soebjakto selaku Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan bahwa benih dari perairan di Selat Malaka, Aceh dan Timika, Papua sudah memenuhi kualitas. Namun akibat kesulitan memenuhi benih berkualitas yang disinyalir karena pola pengelolaan yang dilakukan mengabaikan prinsip-prinsip budidaya yang bertanggung jawab menyebabkan usaha budidaya udang Windu sudah mengalami keterpurukan cukup lama.

Kegiatan Lokakarya Pengelolaan Sumber Daya Udang Windu Secara Berkelanjutan pada November 2018 di Kota Langsa bertujuan untuk berbagi informasi dan menyamakan persepsi tentang kondisi alam dan pengelolaan induk udang Windu dan budi daya udang Windu di Aceh. Berdasarkan hasil rumusan lokakarya tersebut, WWF Indonesia melakukan inisiatif kegiatan berupa survei awal kajian mengenai stok induk udang Windu di wilayah Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang. Persiapan awal yang dilaksanakan pada 24 Februari-6 Maret ini bertujuan untuk melakukan identifikasi pengepul serta informasi berupa definisi induk, lokasi penangkapan, musim pemijahan induk udang Windu alam berdasarkan pengetahuan dari para pengepul.

Indukan udang windu yang dalam proses pengemasan. © WWF-Indonesia/Rizal

Selain itu juga dilakukan penggalian informasi dari nelayan terkait sumber ancaman, lokasi tangkap dan siklus tangkapan indukan udang Windu. Terkait rencana mendorong kawasan konservasi perairan dan Buyer Trip, turut dibangun komunikasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Timur, Aceh Tamiang, Panglima Laot Aceh Timur, Panglima Laot Aceh Tamiang dan stakeholder lain.

Hasil komunikasi bersama pihak stakeholder terkait yaitu Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian (DKPP) Aceh Timur dan Panglima Laot Lhok Kuala Bugak, Peureulak didapati bahwa sejauh ini sudah ada inisiasi dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang terkait pencadangan kawasan konservasi induk udang Windu namun karena dalam dokumen RZWP3K Provinsi Aceh belum mengakomodir alokasi ruang untuk kawasan konservasi perairan di Kabupaten Aceh Timur sehingga inisiasi tersebut belum bisa ditindaklanjuti. Pihak DKPP akan melakukan komunikasi lanjutan dengan pihak Panglima Laot untuk mendorong Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) tersebut.

Secara kelembagaan, DKPP Aceh Timur mendukung adanya Konservasi induk udang yang telah menurun jumlah dan ukurannya sehingga perlu adanya regulasi untuk menjaga kelestariannya. Untuk itu DKPP menyambut positif kegiatan survei stok induk udang Windu serta Buyer Trip di Kabupaten Aceh Timur.

BKIPM bersama Pihak WWF Indonesia. © WWF-Indonesia/Rizal

Ditemui di tempat terpisah, Panglima Laot Lhok Kuala Bugak, Kecamatan Pereulak mendukung dan berharap adanya aturan tentang kelangsungan hidup induk udang di alam agar indukan tidak punah. Lebih lanjut, Panglima Laot merasa perlu adanya diskusi dengan mengajak tokoh nelayan, tokoh adat laot, DKP, dan pihak terkait lainnya untuk membahas pola aturan yg akan di tetapkan.

Komunikasi yang dilakukan bersama Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kabupaten Aceh Tamiang serta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bireuen menyambut baik rencana survei kajian stok indukan serta Buyer Trip yang akan dilaksanakan di wilayah mereka. Dinas PKP Aceh Tamiang lebih lanjut mengarahkan untuk menjalin komunikasi dengan Panglima Laot Kecamatan Seruway yang mana dahulu merupakan lokasi aktivitas penangkapan indukan. Sedangkan Dinas KPP Bireuen mengarahkan untuk menelusuri informasi lewat hatchery yang membudidayakan udang Windu yang berada di Ujung Blang dan Peudada.

Rizal, selaku Marine Conservation Officer for Sumatera WWF Indonesia mengatakan bahwa tindak lanjut dari kegiatan survei awal kajian dan koordinasi ini adalah melakukan kajian stok indukan udang Windu serta mengawal kegiatan Buyer Trip yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan April nanti. “Dengan adanya data awal yang telah dihimpun serta komunikasi yang sudah dibangun ke beberapa stakeholder terkait maka diharapkan kegiatan lanjutan akan dapat berjalan dengan lancar,” imbuhnya. []

 

Bagian II: Kajian Stok Udang Windu – Pemenuhan Permintaan Pasar dengan Upaya Perikanan Berkelanjutan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

ăn dặm kiểu NhậtResponsive WordPress Themenhà cấp 4 nông thônthời trang trẻ emgiày cao gótshop giày nữdownload wordpress pluginsmẫu biệt thự đẹpepichouseáo sơ mi nữhouse beautiful