Aceh Insight WWF Indonesia Northern Sumatra Program
Acehinsight.com, Banda Aceh – Aksi peringatan Earth Hour yang dilaksanakan di Kota Banda Aceh, serentak dengan kota-kota besar di negara-negara belahan dunia lainnya pada Sabtu (30/3/2019). Dalam pelaksanaannya, sejumlah bangunan ikonik dunia memadamkan lampu selama kurang lebih 60 menit. Mulai pukul 20.30 sampai 21.30 WIB.
Untuk kota Banda Aceh, puncak peringatan ditandai dengan pemukulan Rapa’i oleh Wali Kota bersama Director of Human Capital, General Support and Legal WWF Indonesia, Apin Aviyan, Darwati A Gani dan Plt Kadis LHK3 Banda Aceh, Jalaluddin. Sesaat kemudian, lampu-lampu di Balai Kota dimatikan dan hanya diterangi cahaya lilin yang telah disiapkan panitia.
Bersama dengan sejumlah komunitas pecinta lingkungan, Aminullah memperingati Earth Hour dengan mematikan lampu selama satu jam, dari pukul 21.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Kegiatan ini dipusatkan di halaman Balai Kota Banda Aceh, Sabtu malam (30/3/2019).
Beragam cara warga memperingati Earth Hour. Momen mematikan lampu selama 60 Menit ini sebagai salah satu bentuk aksi untuk melawan perubahan iklim di dunia.
Dalam peringatan Earth Hour ini, di beberapa wilayah di Indonesia juga punya cara lain untuk memperingati Earth Hour, seperti menyalakan lilin, mengadakan atraksi tarian api, sampai suasana kota yang gelap karena turut berpartisipasi untuk “menggelapkan” kota.
Baca : Peringati Earth Hour 2019, Masyarakat Diajak Peduli Sampah dan Satwa
Earth Hour merupakan gerakan bersama, yaitu kampanye global dengan mengajak individu, komunitas, pemerintah, serta korporasi untuk peduli pada isu perubahan iklim dan mulai untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Gerakan ini diinisiasi oleh WWF-Sidney, Australia pada tahun 2007, hingga pada tahun 2019 di Indonesia telah didukung dari 100 Kota yang memiliki komunitas Earth Hour. Salah satunya Kota Banda Aceh yang sejak tahun 2012, telah melakukan aksi lingkungan lainnya. []
