Untuk Disiarkan Segera: Jumat, 23 Maret 2018, Pukul 10.00 WIb
Banda Aceh – Kota Banda Aceh akan bergabung dengan 6000 kota di seluruh dunia ikut dalam Gerakan Earth Hour, yaitu gerakan serentak penghematan energi dengan mengurangi pemakaian energi listrik selama 1 jam pada Sabtu, 24 Maret 2018 pukul 21.00-22.00.
Walikota Banda Aceh dalam surat edarannya mengimbau partisipasi warga kota secara sukarela untuk mengurangi pemakaian listrik selama satu jam dengan mematikan minimal 3 lampu di rumah masing-masing. Sementara pemerintah akan mematikan lampu di kantor pemerintahan, lampu di sejumlah jalan protol dan ikon kota seperti Mesjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami, Balai Kota, Tugu Simpang Lima dan Pendopo Gubernur. Sejumlah hotel juga akan berpartisipasi seperti Hotel hermes palace dan Hotel The Pade. Namun fasilitas publik seperti rumah sakit, lampu lalu lintas tidak dipadamkan.
“ini adalah keiikutsertaan ke tujuh kali kota Banda Aceh untuk aksi Earth Hour sejak 2012. Pemko Banda Aceh komitmen kami untuk mengkampanyekan penghematan energi listrik yang sebagian besar telah berdampak menyumbang emisi karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global,” kata Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman.
Pemko Banda Aceh telah mengembangkan program menuju kota hijau yang menjadi standar pembangunan berkelanjutan bagi kota maju yang ada di seluruh dunia. Selain menerapkan prinsip-prinsip hemat energi di seluruh aktivitas perkantoran, juga telah mengembangkan pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, hutan kota dan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah.
Tema Earth Hour tahun ini adalah “Connect to Earth” yang artinya membangun kesadaran publik supaya terhubung kembali dengan bumi sebagai tempat tinggal bersama makhluk hidup. Koordinator Kota Earth Hour Aceh, Siti Zuhra mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan hal-hal baik untuk bumi. Cara termudah dengan berpartipasi mematikan lampu yang tidak dipakai atau mencabut peralatan elektronik lainya ketika sudah selesai digunakan serta bijak dalam menggunakan energi listrik,” katanya.
Menurut Siti Zuhra gerakan ini telah diinisiasi komunitas anak-anak muda Banda Aceh yang peduli pada lingkungan. “Tahun ini aksi yang telah kami lakukan adalah menanaman 450 mangrove di Lange dan Alue Naga, adopsi tukik di Pantai Lhoknga, sosialisasi ke sekolah dan ikut serta dalam aksi bebas sampah di kota Banda Aceh.”
Acara detik-detik pemadaman lampu aka dilaksanakan di Hotel Hermes Palace Banda Aceh pada 24 Maret 2018 pukul 21.00-22.00. Akan hadir Duta Earth Hour Aceh 2018 Walikota Banda Aceh, Ibu Gubernur Aceh, dan General Manager Hotel Hermes Banda Aceh. Tahun ini Earth Hour memberikan penghargaan kepada Komunitas Hutan Waqaf, Gemal Bakri dan Zulfikar sebagai Environmental Champion Earth Hour 2018 atas dedikasi mereka akan kepedulian penyelamatan hutan dan pengelolaan sampah. (selesai)
_________________
Catatan untuk editor :
Earth Hour adalah kampanye global yang diinisiasi oleh WWF sejak tahun 2007 di Sydney, Australia. Tahun 2009, Earth Hour dimulai di Indonesia, dan dalam sepuluh tahun mencatat sedikitnya 67 kota berpartisipasi. Momen Earth Hour kemudian berubah menjadi gerakan akar rumput, merangkul lebih dari 1500 Volunteer yang tergabung dalam Komunitas Earth Hour di 31 kota di Indonesia. Earth Hour secara global bukan lagi aksi satu jam memadamkan lampu, tapi sudah berhasil mengadvokasi kebijakan terkait mitigasi perubahan iklim di berbagai negara di dunia.
Earth Hour 2018 akan didukung oleh sedikitnya 180 negara di dunia dan 60 kota di Indonesia. Pihak-pihak yang juga akan berpartisipasi dalam Earth Hour 2018 antara lain Pemkot Banda Aceh, berbagai gedung perkantoran, hotel dan masyarakat umum yang tergabung dalam komunitas-komunitas. Tahun ini, 13 bandara yang tergabung dalam Angkasa Pura I juga akan berpartisipasi, yaitu bandara di Denpasar, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Semarang, Balikpapan, Banjarmasin, Ambon, Kupang, Manado dan Biak.
Kontak Informasi :
Koordinator Earth Hour Kota Banda Aceh, Siti Zuhra (082167179794)
email : [email protected]