Acehinsight.com – Seekor harimau Sumatera tertangkap kamera trap yang dipasang World Wildlife Fund (WWF) Indonesia di belantara hutan Aceh. Dalam rekaman video, satwa dilindungi ini diketahui juga suka berkubang.
WWF Indonesia mengunggah video berdurasi 45 detik itu pada akun twitter resmi mereka. Ada beberapa frame gambar yang memperlihatkan tingkah harimau ini hidup di hutan Aceh. Pada awal video, hewan loreng ini melintas di depan kamera dan sesekali berlarian. Sementara di bagian akhir, harimau terlihat sedang ‘mandi’ dalam sebuah kubangan.
“Lagi! Harimau Sumatera tertangkap kamera sedang beraktivitas di hutan, Aceh. Tampak dari rekaman tersebut, satwa dengan nama latin panthera tigris sumatrae ini melintas dan juga suka berkubang,” tulis WWF sebagai keterangan pada video yang diunggahnya.
WWF Indonesia mengajak masyarakat untuk menyelamatkan kucing yang khas dengan loreng tersebut. Konflik manusia dengan harimau serta aksi perburuan dinilai menjadi ancaman serius terhadap keberadaan satwa ini.
“Siapa sangka, kegagahan Harimau Sumatera diintai ancaman perburuan, perdagangan ilegal, dan alih fungsi hutan yang membuatnya kehilangan rumah,” cuit WWF.
“Tidak hanya itu, konflik antara harimau Sumatera dan manusia juga menjadi ancaman serius lain bagi kucing yang khas dengan lorengnya ini,” lanjut WWF dalam salah satu cuitannya.
Saat dikonfirmasi, Communication Officer WWF Indonesia Program Aceh, Chik Rini, mengatakan, harimau tersebut terekam dalam kamera trap yang dipasang WWF di Aceh sejak 2013 silam. Sampai saat ini ada 20 unit kamera trap yang dipasang WWF di Tanah Rencong.
“Terekam mulai 2014 sampai 2017. Lokasi (harimau terekam ini) di wilayah hutan Leuser,” kata Chik Rini saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (4/3/2018).
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo, menyebutkan, populasi harimau Sumatera di Aceh saat ini diperkirakan sekitar 150 hingga 250 ekor. Satwa ini paling banyak ditemukan di wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
“Paling banyak di TNGL, kisaran 100 ekor,” jelas Sapto saat dikonfirmasi terpisah. (asp/asp/detik.com)