Acehinsight.com – Sekitar 150 orang dari lintas komunitas dan lembaga pecinta satwa mendesak kepada Pemerintah Aceh untuk segera selamatkan populasi harimau sumatera yang tersisa di hutan Aceh saat ini. Seruan itu dikeluarkan dalam aksi memperingati Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day 2017 yang dilaksanakan pada 30 Juli 2017 di Banda Aceh.
“Kami menyerukan agar pemerintah Aceh serius untuk menindak tegas setiap upaya penghancuran hutan Aceh yang mengancam kelestarian harimau sumatera. Kami juga meminta aparat penegak hukum memberi hukuman yang berat bagi pemburu dan pedagang harimau yang kasusnya marak terjadi di Aceh,” kata koordinator aksi dari Earth Hour Aceh, Cut Ervida Diana.
Menurut Cut Ervida, setiap tahun kasus-kasus perburuan dan jual beli harimau meningkat. Perlu kerjasama dari aparat dan masyarakat untuk bisa mencegah kasus-kasus serupa ke depan.
“Kita semua harus melawan upaya-upaya perburuan dan perdagangan harimau demi menyelamatkan harimau sumatera yang jumlahnya sudah sangat sedikit di alam,” kata Cut.
Cut Ervida mengatakan, dari 6 spesies harimau yang tersisa di dunia, harimau sumatera nasibnya paling tragis karena populasinya menurun sangat cepat. Setiap tahun polisi menangkap barang bukti kulit harimau dan tulang-tulang yang akan diperdagangkan. Sementara modus jual beli harimau hidup juga terpantau di internet.
Sebagai propinsi yang memiliki hutan paling luas di Sumatera, Aceh masih tercatat memiliki populasi harimau terbanyak di alam liar. Diduga masih ada sekitar 100 ekor harimau sumatera hidup di hutan Aceh dari total 371 ekor harimau yang tersisa di seluruh hutan sumatera.
“Kami berharap Pemerintah tidak menghancurkan hutan Aceh yang menjadi habitat harimau dan satwa langka lainnya seperi gajah, orangutan dan badak dengan membiarkan pembalakan liar, perambahan dan perluasan perkebunan sawit yang dapat mengancam kelestarian harimau,” tegas Cut.
Dalam aksi ini para peserta melakukan parade di jalan protokol Banda Aceh sambil membawa spanduk, poster dan topeng-topeng harimau. Mereka berjalan mulai dari Taman Sari menuju depan Mesjid Raya dengan menampilkan aksi teaterikal, membaca puisi, bermain perkusi dan berorasi.
Sebelum melakukan aksi di depan Masjid Raya, peserta terlebih dahulu berkumpul di Taman Sari, Banda Aceh. Di sana, peserta dilepas oleh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf yang diwakili oleh Sekda Darmawan. Pelepasan tersebut turut dihadiri mantan Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal dan Darwati A. Gani, istri Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, yang juga Ketua PKK Aceh. Serta ketiganuya juga ikut menandatangi piagam komitmen untuk perlindungan harimau Sumatera dan hutan Aceh.
Selain itu sebanyak 15 orang pelari dari komunitas Indorunner juga memberikan dukungannya bagi penyelamatan harimau sumatera dengan berlari sambil memakai topeng harimau sejauh 10 Kilometer keliling kota Banda Aceh. Mereka bergabung dengan aksi lari virtual yang diikuti serentak oleh 876 orang dari seluruh Indonesia.
Aksi Global Tiger Day di Banda Aceh didukung oleh Forum Harimau Kita, Earth Hour Aceh, WWF Indonesia, Forum Kolaborasi Komunitas, Indorunner, Duta Wisata Banda Aceh dan Aceh Besar, Duta Bahasa, Mahasiswa Unsyiah, Mahasiswa UIN Arranirry, Duta Lingkungan, Desa Anak SOS, Avengers, dan lain-lain.
Aksi Global Tiger Day dilaksanakan serentak di 10 kota di Indonesia yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Bengkulu, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Lampung, Purwokerto dan Jakarta. Di Banda Aceh, selain aksi parade dan lari, Earth Hour Aceh juga mengunjungi sekolah-sekolah di Banda Aceh untuk mesosialisasikan pentingnya melestarikan harimau sumatera. []