Templates by BIGtheme NET
Home » Kliping Media » Jadilah Teman Taman Laut dengan Aplikasi Marine Buddies WWF

Jadilah Teman Taman Laut dengan Aplikasi Marine Buddies WWF

Model Nadine Chandrawinata, penulis travelling Trinity, model Devina Mahendriyani, runner up miss scuba indonesia thn 2012 Yovita Liwanuru, dan seniman Abe Rubio dalam acara peluncuran aplikasi andoid Marine Buddies WWF untuk pemantauan kawasan konservasi laut di Indonesia. Foto : WWF-Indonesia

Indonesia ditargetkan bisa memiliki luasan kawasan konservasi laut seluas 20 juta hektare pada 2020 mendatang. Namun, dari total luasan tersebut, Indonesia baru berhasil mewujudkan kawasan konserasi laut seluas 17 hektare dan tersebar di 165 taman laut di seluruh Indonesia.

World Wildlife Fund (WWF) Indonesia mencatat, dari seluruh luasan kawasan konservasi yang sudah ada, baru 10 persen di antaranya yang sudah berhasil dikelola dengan baik. Pengelolaan tersebut, dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Hal itu dikatakan Campaign and Mobilization Manager WWF Indonesia Dewi Satriani di Jakarta, Kamis (02/03/2017). Menurut dia, kawasan yang sudah terkelola dengan baik, adalah kawasan yang sudah diawasi dengan rutin oleh pengelolan kawasan.

“Selain itu, kawasan-kawasan tersebut juga sudah dilakukan zonasi dengan baik. Makanya, dari 17 juta kawasan konservasi yang sudah ada di Indonesia, baru sepuluh persen saja yang sudah dikelola dengan baik,” ungkap dia.

Di luar kawasan yang sudah dikelola, Dewi menyebut, 90 persen kawasan konservasi laut statusnya hanya dikelola lewat atas kertas saja. Dengan artian, pengelolaan untuk 90 persen kawasan konservasi laut tersebut, dilakukan tidak secara langsung.

“Mengelola taman laut itu sangatlah besar. Tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, seperti Pemerintah. Tapi itu butuh bantuan kita semua,” ujar dia.

Untuk setiap taman laut yang dikelola Pemerintah, Dewi mengatakana, ada skor penilaian yang berbeda antara satu dengan lainnya. Skor tersebut diberikan, berkaitan dengan kondisi terkini dan bagaimana konservasi berlangsung di kawasan taman laut.

Teman Taman Laut

Agar pengelolaan kawasan konservasi laut bisa lebih baik, Dewi Satriani mengajak masyarakat untuk ikut serta secara langsung. Caranya, adalah dengan memberikan penilaian saat sedang berada di dalam atau sekitar kawasan konservasi laut, terutama di taman laut.

Penilaian secara langsung tersebut, menurut Dewi, mencakup pemantauan kondisi terkini taman laut dan sekitarnya. Jika memang ada masalah atau sebaliknya, maka itu bisa dilaporkan secara langsung sebagai bentuk partisipasi.

“Jika menemukan sampah, baik sedikit ataupun banyak, maka boleh langsung dilaporkan saja. Itu bentuk partisipasi kita sebagai masyarakat umum. Dengan cara demikian, kesadaran kita diuji dan itu akan menjaga kawasan konservasi laut lebih baik lagi,” tutur dia.

Bagaimana cara untuk melaporkan penilaian? Pertanyaan tersebut kemudian dijawab Dewi Satriani dengan jelas. Kata dia, bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi, cukup mengunduh aplikasi Marine Buddies WWF di smartphone masing-masing.

“Tetapi, untuk sementara aplikasi tersebut baru bisa dinikmati pemilik smartphone yang menggunakan sistem operasi Android. Kita akan segera luncurkan untuk sistem operasi iOS, biar yang berpartisipasi semakin banyak,” ucap dia.

Contoh aplikasi andoid Marine Buddies WWF bagi masyarakat umum untuk pemantauan kawasan konservasi laut di Indonesia. Foto : WWF-Indonesia

Fungsi dari penggunaan aplikasi, kata Dewi, adalah untuk memantau lokasi dan sebaran taman laut yang berjumlah 165 di Indonesia. Dengan aplikasi tersebut, maka siapapun yang sedang berada di sekitar atau dalam kawasan taman laut, akan mendapatkan notifikasi.

Dari notifikasi tersebut, pengguna aplikasi kemudian bisa mempelajari profil taman laut yang sedang didatanginya. Dengan demikian, masyarakat umum yang menggunakan aplikasi tersebut, bisa tahu seperti apa kondisi taman laut dan bagaimana perbedaannya setelah mengunjunginya secara langsung.

“Diharapkan, dengan aplikasi ini, pengawasan taman laut bisa lebih baik lagi dan tidak tergantung pada Pemerintah saja. Jika sudah begitu, maka pengelolaan taman laut juga diharapkan akan meningkat kualitasnya,” tandas dia.

Karena aplikasi tersebut sifatnya untuk mengawasi kondisi taman laut melalui pantauan masyarakat umum, Dewi menyebutkan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan KKP dan KLHK untuk membuat pelaporan tunda. Tujuannya, agar laporan melalui aplikasi dari masyarakat bisa ditindaklanjuti langsung oleh Pemerintah.

“Jadi pelaporan ini sifatnya adalah pelaporan tunda. Tak perlu kuatir, setiap laporan melalui aplikasi, pasti akan dikirimkan ke KKP dan KLHK. Pelaporan dari aplikasi juga tidak terkendala sinyal. Karena walau offline saat di lokasi taman laut, pelaporan akan terkirim begitu sinyal kembali ada,” jelas dia.

Konservasi Laut Itu Milik Bersama

Untuk mengkampanyekan “Teman Taman Laut”, sejumlah figur publik digandeng oleh WWF Indonesia. Di antaranya adalah pembawa acara Ramon Tungka, aktris dan model Nadine Chandrawinata, penulis Trinity, dan model Devina Mahendriyani.

Melalui figur publik yang sudah dikenal luas itu, diharapkan kampanye pengawasan kawasan konservasi laut secara bersama bisa terwujud dengan baik. Dengan demikian, beban Pemerintah Pusat bisa lebih ringan untuk menjaga kawasan konservasi laut di seluruh Indonesia.

“Kita harus bisa paham bagaimana dan apa yang harus dilakukan saat berada di kawasan konservasi laut. Jika sudah paham, saat ada ketidakberesan, itu bisa dilaporkan melalui aplikasi. Itu akan membantu proses pengelolaan taman laut secara tidak langsung,” ucap Ramon Tungka yang melakukan telekonferensi dari Raja Ampat, Papua Barat.

Hal senada juga diungkapkan Trinity. Penulis seri perjalanan yang sangat populer itu, menghimbau kepada para penikmat perjalanan untuk bisa ikut menjaga lingkungan dengan baik. Kata dia, jika sedang berada di kawasan konservasi laut, maka bijaklah dalam berbuat dan bertindak.

“Jika ada yang aneh, laporkan saja langsung tidak usah segan. Itu bentuk partisipasi kita menjaga laut kita,” ucap dia.

Nelayan Kecil Terlibat dalam Konservasi Pesisir

Sebelum WWF Indonesia meluncurkan aplikasi “Marine Buddies”, Pemerintah Indonesia lebih dulu melibatkan nelayan tradisional untuk melakukan pengelolaan perikanan berkelanjutan di seluruh Indonesia. Keterlibatan tersebut, bertujuan untuk menjaga laut agar bisa dimanfaatkan secara bersama dan berkesinambungan antara nelayan lokal dengan yang lain.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, keterlibatan nelayan tersebut menjadi langkah bagus untuk melaksanakan konservasi secara nasional di kawasan perairan. Termasuk, untuk mewujudkan target kawasan konservasi laut seluas 20 juta hektare pada 2020.

“Saat ini baru 17,3 juta hektare yang sudah terwujud. Jika saat ini kita semua berkomitmen untuk melakukan konservasi, maka pada 2020 nanti akan terwujud 20 juta hektare,” ucap Brahmantya kepada Mongabay.

Untuk saat ini, kawasan yang masuk dalam program konservasi laut, kata Brahmantya, adalah di Pulau Weh (Aceh), Pulau Seribu (Jakarta), Laut Sawu (Nusa Tenggara Timur), Raja Ampat (Papua Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Pulau Pieh (Sumatera Barat).

“Di bentang laut Anambas saja, sedikitnya ada 1,7 hektare untuk konservasi, belum lagi di kawasan lain. Ini akan ada penambahan site lagi. Karena target itu adalah 20 juta hektare pada 2020 nanti,” ungkap dia.

Keterlibatan nelayan tradisional tersebut, menurut Brahmantya, akan dipandu melalui buku pedoman khusus yang diterbitkan oleh KKP. Dalam pedoman tersebut, akan dipandu bagaimana nelayan bisa tetap memanfaatkan wilayah perairan untuk perikanan tangkap dan budidaya, tapi sekaligus juga bagaimana mengelolanya sehingga konservasi laut tetap berjalan.

“Kawasan konservasi merupakan instrumen penting untuk menjaga habitat utama atau spawning and nursery ground yang ada di lautan. Karenanya kita libatkan semua pihak untuk menjaganya,” jelas dia.

Dengan dilibatkannya nelayan tradisional, Brahmantya berharap tabungan ikan akan ada lagi. Hal itu, sejalan dengan harapan Indonesia untuk terus melipatgandakan tabungan ikannya di seluruh wilayah perairan. Apalagi, kata dia, Indonesia saat ini menjadi negara yang dikenal luas karena memiliki tabungan ikan paling banyak di dunia. [mongabay]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

ăn dặm kiểu NhậtResponsive WordPress Themenhà cấp 4 nông thônthời trang trẻ emgiày cao gótshop giày nữdownload wordpress pluginsmẫu biệt thự đẹpepichouseáo sơ mi nữhouse beautiful