Templates by BIGtheme NET
Home » Publikasi » GMFERTO 2016 Banda Aceh

GMFERTO 2016 Banda Aceh

[TOR Kegiatan GMFERTO 2016 di Banda Aceh]

Saat ini banyak negara di dunia termasuk Indonesia sedang melawan kejahatan satwa terutama untuk isu perburuan dan perdagangan satwa baik yang masih hidup atau bagian tubuhnya. Setiap tahun nilai perdagangan ilegal dari satwa-satwa mencapai 5 milyar dolar amerika per tahun dan menjadi kejahatan terorganisir yang diwaspadai. Ia menjadi kejahatan no 5 terbesar di dunia setelah obat terlarang, senjata, perdagangan manusia dan penyelundupan minyak.

Meningkatnya permintaan pasar gelap terhadap organ tubuh satwa mengakibatkan perburuan besar-besaran telah dilakukan di seluruh dunia terutama yang menyasar satwa-satwa yang memiliki nilai tinggi seperti gading gajah, kulit dan tulang harimau, sisik tringgiling, cula badak dan paruh burung rangkong.

Akibatnya banyak negara telah menghadapi masalah baru dengan semakin menurunnya jumlah populasi satwa yang dilindungi akibat terus diburu di alam liar. Sementara kejahatan satwa ini belum mendapat penanganan yang penting mengingat kejahatan ini sangat tersembunyi.

Sebagai negara yang memiliki hutan dan satwa eksotik seperti badak sumatera dan jawa, harimau sumatera, orangutan, dan juga gajah sumatera, Indonesia menjadi target kejahatan internasional yang membutuhkan pasokan satwa-satwa hidup dan organ tubuhnya. Akibatnya satwa-satwa di Indonesia semakin dekat menuju kepunahan karena terus diburu di alam.

Minimnya kesadaran masyarakat, pengetahuan yang rendah dan ketidak pedulian banyak orang menyebabkan masalah perburuan dan perdagangan satwa ini menjadi kejahatan yang kurang mendapat perhatian.

Memberi informasi, edukasi dan mengajak masyarakat untuk mau peduli dan bersuara menjadi penting dilakukan saat ini sebagai upaya menggerakan kesadaran untuk memberikan dukungan terhadap upaya-upaya melawan perdagangan dan perburuan. Aksi massa yang menarik perhatian pengambil keputusan akan berpengaruh pada upaya-upaya meningkatkan perlindungan terhadap satwa.

Melalui aksi kampanye Global Marching for Elephant, Rhino, Tiger and Orangutan, Banda Aceh untuk kedua kalinya berpartisipasi menjadi bagian aksi masyarakat dunia yang sejak 2010 berparade mendukung upaya penyelamatan satwa dari kepunahan. Ini ada kampanye berupa gerak bersama dengan berjalan kaki melibatkan semua elemen dari pemerintah, penegak hukum, LSM, komunitas, pelajar dan mahasiswa. Tahun 2015 Banda Aceh merupaka kota pertama di Indonesia yang ikut dalam aksi global ini sebagai bentuk kepedulian warga kotanya karena Aceh memiliki keempat satwa ikon dunia yang juga sudah terancam punah yakni gajah, badak, harimau dan orangutan. GMFERT tahun 2015 telah diikuti oleh 200 orang dari 30 lembaga dan saat itu mengangkat isu pembunuhan gajah sumatera yang sedang marak terjadi.

Tahun 2016 Banda Aceh dan Jakarta akan berpartisipasi dalam aksi GMFERT yang juga dilaksanakan di 50 kota seluruh dunia. Bagaimanapun masyarakat Aceh harus menunjukan bahwa ia menjadi bagian yang peduli pada kelestarian satwa-satwa yang ada di hutan mereka dan mereka memberikan suara mereka untuk meminta pihak terkait menghentikan perburuan dan perdagangan satwa.

 

Tujuan Kegiatan :

Menggalang dukungan seluruh elemen pemerintah, masyarakat, komunitas, LSM, pelajar dan mahasiswa untuk memberikan suara mereka pada upaya-upaya penyelamatan satwa.

 

Bentuk Kegiatan :

Parade dilaksanakan dalam bentuk jalan kaki bersama dengan membawa pesan-pesan penyelamatan satwa berupa poster, spanduk, materi kreatif seperti topi, topeng satwa-satwa. Acara diisi dengan orasi, membaca puisi dan juga aksi teaterikal yang menarik perhatian masyarakat kota.

Target peserta :

150 peserta dari perwakilan komunitas, pramuka, LSM, Polda Aceh (penegak hukum) dinas pemerintah di bidang kehutanan, Bapedal Aceh, tokoh masyarakat, dan pelajar.

Waktu dan Tempat :

Banda Aceh, Sabtu,  24 September 2016, pk 08.30-10.30 WIB, start Museum Aceh – Mesjid Raya Baiturrahman – Museum Aceh.

Agenda

Waktu Kegiatan Lokasi
08.00 – 08.40 Peserta berkumpul untuk persiapan

Melukis wajah

Museum Aceh
08.40 – 09.00 Persiapan barisan dan property parade  
09.00 – 09.30 Berjalan bersama ke depan tugu masjid raya Baiturahman Via Jalan Abdullah Ujung Rimba
09.30 – 10.00 Pembacaan hikayat tentang pentingnya gajah, badak dan harimau bagi kehidupan manusia dan keseimbangan ekosistem.

Orasi penghentian perburuan dan perdagangan satwa.

Pembacaan puisi dan menyanyikan lagi gajah tulus.

Pembacaan doa

Depan tugu Mesjid Raya Baiturrahman
10.00 – 10.30 Parade kembali menuju Museum Aceh Via Telkom – Simpang Kodim
10.30 – 11.00 Istirahat dan bubar Museum Aceh

Koordinator :

Earth Hour Aceh : Rivana Amelia (HP. 085277438618) dan Chik Rini (HP. 08116803191)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

ăn dặm kiểu NhậtResponsive WordPress Themenhà cấp 4 nông thônthời trang trẻ emgiày cao gótshop giày nữdownload wordpress pluginsmẫu biệt thự đẹpepichouseáo sơ mi nữhouse beautiful