Acehinsight.com – Institut Pertanian Bogor dan WWF-Indonesia melalui program Whale Shark Indonesia melakukan kegiatan penelitian hiu paus di Pulau Weh, Provinsi Aceh. Whale Shark Indonesia beranggotakan Mahardika Rizqi Himawan (mahasiswa S2 IPB), Casandra Tania (WWF Indonesia), Sheyka Nugrahani Fadela (mahasiswa magister st. Andrew, Scotland) dan Aditya Bramandito (mahasiswa pasca IPB) dengan supervisor Dr. Hawis Madduppa (IPB), Beny Ahadian Noor, S. Hut (WWF Indonesia), Beginer subhan, M.Si (IPB) dan drh. Dwi Suprapti (WWF Indonesia).
Project Leader Whale Shark Indonesia, Mahardika Rizqi Himawan, mengatakan bahwa hiu paus di perairan Aceh perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik dan tren kemunculannya serta konektivitasnya dengan hiu paus wilayah lain. Hingga saat ini, data kemunculan hiu paus sangat minim yang hanya didapatkan dari dive operator dan NGO setempat.
“Yang menarik dari kemunculan hiu paus di perairan pulau weh adalah, hiu paus sempat menghilang pasca tsunami. Menurut info saya dapat dari nelayan di Sabang, dulu memang sering terlihat hiu paus yang masuk di teluk Sabang. Tapi setelah tsunami, belum pernah terlihat lagi,” ujar Dika yang juga merupakan mahasiswa S2 Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Saat dirinya berada di Sabang untuk melakukan penelitian awal, beberapa dive operator setempat melaporkan kemunculan hiu paus kembali di Canyon dive spot, salah satu spot penyelaman terkenal di Iboih, Pulau weh. Scuba weh menginformasikan pertemuan hiu paus pada bulan februari 2015, sedangkan Rubiah Tirta Dive Center menginformasikan pada bulan Agustus 2015.
Untuk mengetahui karakteristik dan tren kemunculan hiu paus di Pulau weh serta konektifitasnya dengan hiu paus di daerah lain, Whale Shark Indonesia bersama WWF Indonesia program Aceh menggandeng BPSPL Padang, Universitas Syah Kuala, World Conservation Society, DKP Kota Sabang dan Dive Operator lokal untuk melakukan kegiatan penelitian hiu paus secara bersama.
Dewi Nopita Sari dari WWF Indonesia program Aceh, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dimulai dari mengumpulkan informasi hiu paus pasca dan pra tsunami, yang telah dilaksanakan pada tanggal 23-27 Oktober 2015. Selanjutnya Whale Shark Indonesia akan memonitoring kemunculan hiu paus melalui nelayan setempat dan dive guide hingga bulan februari 2016.
Pada bulan februari 2016 nanti, Whale Shark Indonesia akan melakukan monitoring harian hiu paus dan mengambil sampel jaringan untuk mempelajari karakteristik kemunculan dan keragaman genetika yang nantinya dibandingkan dengan daerah lain.
Selain itu, Casandra Tania menambahkan bahwa pada bulan februari nanti akan diselenggarakan workshop dengan sasaran instansi pemerintah, akademisi, NGO lokal dan dive operator. Dengan harapan, selanjutnya kegiatan monitoring akan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh local stakeholder.
“Kegiatan ini memiliki harapan bahwa karakteristik dan tren kemunculannya serta konektivitas genetika hiu paus di Perairan Pulau Weh dapat diketahui, sehingga hiu paus dapat menjadi maskot konservasi Pulau Weh yang terus dijaga secara bersama-sama,” tutup Dika. []